Review mendalam agar tidak salah beli
Dapatkan rekomendasi produk shopee.

Review Kamera Terbaru: Apakah Sony A7C II Layak Dimiliki?

Mei 08, 2025
Review Kamera Terbaru Apakah Sony A7C II Layak Dimiliki

Sony kembali menggebrak pasar kamera mirrorless dengan merilis Sony A7C II, generasi penerus dari model kompak full-frame A7C yang sempat menuai banyak pujian dan kritik. Dibekali dengan sensor 33MP, prosesor BIONZ XR terbaru, dan fitur stabilisasi canggih, A7C II hadir sebagai opsi menarik bagi fotografer maupun videografer yang menginginkan kinerja tangguh dalam bodi kecil. Namun, dengan harga yang tidak murah, apakah A7C II benar-benar layak dimiliki?

Desain dan Ergonomi: Kecil, Ringkas, Tapi Tetap Profesional

Salah satu keunggulan utama Sony A7C II terletak pada desainnya yang ringkas. Bobot kamera ini hanya sekitar 514 gram dengan dimensi yang menyerupai kamera APS-C, menjadikannya ideal untuk mobilitas tinggi. Namun, Sony tidak mengorbankan kontrol profesional: terdapat joystick, roda mode, dan tombol custom yang memudahkan navigasi pengaturan.

Material magnesium alloy memberi kesan solid, meskipun bagi pengguna dengan tangan besar, grip-nya mungkin terasa kurang dalam. Hal ini bisa diatasi dengan menambahkan hand grip eksternal, namun tetap saja, desain mungilnya tidak cocok untuk semua jenis tangan.

Sensor dan Kualitas Gambar: Kekuatan 33 Megapiksel

Sony A7C II menggunakan sensor full-frame 33MP yang sama dengan A7 IV. Sensor ini terbukti mampu menghasilkan detail gambar tinggi, rentang dinamis luas, serta performa ISO yang sangat baik. Dalam uji lapangan, kamera ini mampu menangani kondisi pencahayaan rendah dengan noise minimal hingga ISO 6400.

Warna dan Preset

Sony membawa peningkatan pada color science-nya. Warna kulit terlihat lebih natural dan tidak terlalu kekuningan seperti generasi awal kamera mirrorless mereka. Pengguna juga dapat memilih dari beberapa Creative Look preset yang bisa langsung digunakan tanpa perlu banyak proses pasca-produksi.

Stabilisasi Gambar

Sistem 5-axis in-body image stabilization (IBIS) kini mendapat peningkatan hingga 7 stops. Ini sangat membantu untuk pengambilan gambar handheld dalam kondisi minim cahaya ataupun saat merekam video.

Performa Autofokus: Cepat, Akurat, dan Andal

Salah satu aspek yang membuat A7C II bersinar adalah sistem autofokusnya. Berbekal Real-time Tracking dan Real-time Eye AF untuk manusia dan hewan, kamera ini mampu mengunci subjek dengan sangat cepat, bahkan dalam kondisi low-light.

Dalam uji lapangan memotret anak kecil yang sedang berlari di taman, kamera ini mampu mempertahankan fokus pada mata hampir tanpa kegagalan. Hal serupa juga berlaku saat memotret hewan peliharaan.

Sony juga menambahkan fungsi AI-based subject recognition, yang bisa mengenali berbagai objek seperti kendaraan dan burung — fitur yang sebelumnya hanya ada di model high-end seperti A7R V.

Fitur Video: Untuk Kreator Konten Serius

Bagi videografer, A7C II menyuguhkan banyak peningkatan. Kamera ini mampu merekam video hingga 4K 60fps (10-bit 4:2:2) tanpa crop, menggunakan seluruh lebar sensor. Fitur S-Cinetone dan S-Log3 juga hadir untuk fleksibilitas grading warna.

Heat Management

Masalah overheating yang dulu menghantui seri Sony kini mulai teratasi. A7C II dapat merekam 4K 30fps selama lebih dari 45 menit tanpa henti dalam kondisi suhu ruangan tanpa kendala panas.

Input Audio dan Layar Vari-angle

Terdapat port headphone dan mic, serta hotshoe dengan digital audio interface yang kompatibel dengan mikrofon Sony ECM-B1M. Layar sentuh vari-angle membuatnya cocok digunakan untuk vlogging dan perekaman mandiri.

Konektivitas dan Baterai

Sony A7C II mendukung konektivitas Wi-Fi 5GHz dan Bluetooth untuk transfer file cepat ke smartphone. Aplikasi Creators’ App memungkinkan remote shooting dan auto-upload ke cloud.

Soal daya tahan, kamera ini menggunakan baterai NP-FZ100 yang mampu menghasilkan hingga 680 jepretan per pengisian penuh dalam mode viewfinder — angka yang cukup impresif untuk bodi sekecil ini.

Kekurangan: Tidak Sepenuhnya Sempurna

Meskipun tampil menggoda, A7C II bukan tanpa kelemahan:

  • Tidak memiliki dual card slot

  • Rolling shutter saat video 4K 60fps masih terasa jika panning cepat

  • Tidak ada built-in flash

  • Harga cukup tinggi untuk kategori enthusiast

Kekurangan-kekurangan ini bukan dealbreaker, namun penting untuk diperhatikan sebelum memutuskan membeli.

Kesimpulan: Layak untuk Siapa?

Sony A7C II adalah kamera yang menjembatani kebutuhan fotografer dan videografer dalam satu bodi ringkas. Cocok untuk kreator konten, travel photographer, dan jurnalis visual yang membutuhkan mobilitas tanpa mengorbankan kualitas.

Bagi mereka yang telah memiliki A7C generasi pertama atau pengguna A6400 yang ingin naik kelas ke full-frame, A7C II adalah peningkatan yang masuk akal. Namun, jika Anda membutuhkan fitur-fitur pro seperti dual slot atau built-in fan untuk produksi video panjang, A7 IV atau FX30 mungkin lebih tepat.

Apakah Sony A7C II layak dimiliki? Jika Anda mencari kamera hybrid yang ringkas dengan performa hampir setara kamera profesional, jawabannya: Ya. Tapi hanya jika Anda benar-benar memerlukan portabilitas dan fitur hybrid dalam satu paket.

Terkait